YM Status:

Legenda Haji Naim

Di rumahnya di Jalan MPR III Dalam, Cilandak, Jakarta Selatan, ratusan pasien menunggu giliran diurut. Para pasien yang datang dari berbagai daerah itu sebagian besar adalah korban kecelakaan sepeda motor, yang rata-rata mengalami patah tulang. Mereka tengah menanti pijatan ala Haji Naim.

Haji Naim memang kondang sebagai ahli pijat patah tulang. Kendati ia telah meninggal pada 1981, rumah pria Betawi itu tetap menjadi tempat penyembuhan tradisional hingga kini. Keahliannya sebagai pemijat patah tulang khas Cimande dilanjutkan oleh sembilan dari 13 anaknya.

Dalam prakteknya, para pemijat itu hanya menggunakan minyak urut dari bahan tanam-tanaman yang didatangkan khusus dari Cimande, Sukabumi, Jawa Barat. Adapun untuk menyambung tulang patah hanya digunakan kapas yang dicelupkan ke dalam putih telur ayam kampung. Bilah-bilah bambu yang diserut tipis diletakkan di atas kapas itu sebelum dibebat perban.

Para pemijat tradisional itu sangat sadar bila kemampuan penyembuhan hanya datang dari sang Maha Pencipta. Itu sebabnya mereka senantiasa melakoni tirakat dengan berpuasa dan salat lima waktu. Selepas salat subuh, mereka telah beraksi, mengurut para pasien hingga menjelang tengah malam. Mereka hanya rehat sejenak pada waktu salat.

Kendati memakai metode tradisional, pijat Haji Naim menjadi pilihan ratusan pasien tiap hari. Boleh jadi, itu karena para pasien cukup membayar seikhlasnya untuk biaya pemijatan. Bandingkan dengan biaya pemasangan pen tulang di rumah sakit yang mencapai jutaan rupiah.

Sumber: KoranTempo